Artificial Intelligence dewasa ini terjadi revolusi yang signifikan yang terintegrasi ke dalam transformasi pendidikan khususnya dan terhadap berbagai aspek lainnya dalam kehidupan manusia. Lalu, Bagaimana pendidik memaksimalkan potensi AI yang jika diamati sudah banyak aplikasinya yang tersebar di media-media, baik yang berbayar maupun yang cuma-cuma ? Inilah salah satu tantangan dan kebijakan para pengampu pendidikan terutama dikalangan guru sebagai ujung tombak dalam melaksanakannya
Hal yang utama dan pertama adalah Meningkatkan Literasi Digital Guru
Sebagai ujung tombak dalam proses pendidikan, guru harus memiliki pemahaman yang komprehensif tentang teknologi, termasuk AI, serta cara mengintegrasikannya dalam pembelajaran.
Peningkatan Kapasitas Keilmuan
Terdapat beberapa strategi untuk meningkatkan kemampuan literasi digital pada guru, salah satunya adalah dengan menyediakan dan/atau memberikan pelatihan tentang bagaimana mengintegrasikan teknologi dalam pembelajaran, serta memberikan dukungan teknis yang diperlukan agar guru merasa nyaman dan percaya diri dalam menggunakan alat-alat teknologi tersebut. Secara makro pandangan tersebut benar, namun dalam pengaplikasian di kenyataan sangat rumit untuk dilakukan. Terutama masih banyak para guru yang gaptek (gagap teknologi) dalam menselansari ranah digital yang masif dan kuat. Salah satu alasan utama adalah karena pemerataan tingkat teknologi di tanah air tidak sebanding dengan kemajuan teknologi itu sendiri. Pendidikan di tanah air tersebar di berbagai pelosok, sehingga banyak memutus harapan para guru untuk berkembang secara maksimal.
DI kota-kota besar hal tersebut di atas mungkin tidak menjadi masalah yang berarti karena kemampuan mereka beradaptasi dengan teknologi hampir-hampir tidak ada kesulitan dalam memahami dan menggunakannya. Contoh sederhana adalah penggunaan internet.
Di kampung-kampung yang nun jauh dari kota, para siswa dan guru terkadang mencari sumber di tempat atau dataran tinggi agar mendapatkan sinyal yang bagus. Bagaimana mereka mau melakukan transformasi keilmuan yang (mungkin) AI dapat diharapkan …? Berapa banyak sudah para guru dibekali dengan ilmu-ilmu kekinian, namun kesannya tidak dapat terbantu dengan berbagai kendala yang dihadapi. Miris sekali.
Temuan ISACA menyatakan bahwa soft skill bukan hanya sekedar pelengkap, tapi justru menjadi kunci utama dalam lanskap digital yang semakin saling terhubung dan kompleks. Tabel berikut adalah lima belas soft skill penting menurut penelitian ISACA:

Di sinilah sekolah perlu mengintegrasikan AI dalam proses pembelajaran sehari-hari. Banyak terdapat manfaat dari integrasi AI dalam pembelajaran. Untuk itu, sekolah juga perlu meningkatkan fasilitas dan infrastruktur teknologi, menyediakan akses yang memadai dan mendukung digitalisasi. Koneksi internet yang stabil, platform pembelajaran daring, hardware dan software yang mendukung keamanan ekosistem digital sekolah, serta sumber daya digital lainnya yang dapat membantu memperluas akses siswa terhadap informasi dan memfasilitasi pembelajaran kolaboratif.
Koneksi personal menjadi